TOP NEWS

Silahkan cari apa yang anda perlukan

Kamis, 27 Oktober 2016

Analisis Kecurangan dalam Berbisnis




Nama  : Muhammad Rizky Kurnia
NPM   : 16213130
Kelas   : 4EA17

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Belakangan ini masalah etika bisnis semakin banyak dibicarakan bukan hanya di dalm negeri, tetapi juga di negara – negara lain termasuk juga negara – negara maju. Masalah ini semakin terlihat karena seiring berjalannya waktu semakin banyak orang yang menjalankan bisnis tidak sesuai dengan etika bisnis yang ada.


Tujuan dari berbisnis yaitu mencari laba sebesar – besarnya. Hal tersebut sudah tertanam di otak pebisnis sejak membuka usahanya. Namun tidak seidikit dari mereka yang malah melanggar. Ada saja orang yang berbuat kecurangan dalam menjalankan bisnisnya. Jelas – jalas hal tersebut bukan hanya merugikan konsumennya tetapi juga pebisnisnya. Apabila kecurangannya itu terungkap konsumen akan tidak percaya lagi pada orang tersebut dan lebih memilih orang lain. Dengan begitu bukannya mendapatkan untung malah mendapatkan rugi.

Dari uraian di atas saya akan menganalisis kasus kecurangan dalam berbisnis yang ada di sekitar lingkungan saya dengan melihat dari sudut pandang etika bisnisnya.

TEORI

Etika berhubungan dengan prinsip seseorang yang digunakan dalam membuat bermacam-macam pilihan dan yang mengarahkan mereka pada situasi yang melibatkan konsep benar dan salah.

Etika bisnis adalah suatu tindakan yang mendasarkan moral sebagai ukurannya. Di dalam etika bisnis menegaskan aturan aturan suatu bisnis yang tidak boleh dilakukan dalam kita melakukan suatu kegiatan bisnis.

Menurut Joel G. Siegel dan J.K. Shim fraud (kecurangan) adalah untuk merupakan tindakan yang disengaja oleh perorangan atau kesatuan untuk menipu orang lain dan menyebabkan kerugian.

Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila keempat asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.

Contoh Kasus
Dalam kasus ini saya akan menceritakan kasus kecurangan yang dialami oleh tante saya ketika membeli buah si sebuah toko penjual buah. Saat itu tante sedang dalam perjalanan pulang mampir ke sebuah toko penjual buah untuk membeli buah dan di bawa pulang. Setelah melihat – lihat dan memilih tante saya akhirnya membeli buah kelengkeng. Tante saya memilih kelengkeng yang bagus – bagus, sedangkan yang tidak bagus dipisahkan. Kemudian setelah memilih dibawalah buah itu ke kasir dan ditimbang berapa beratnya. Setelah ditimbang tante saya membayar sejumlah uang sesuai harga buah yang sudah ditimbang tadi. Sampai sini tidak ada kecurangan yang terlihat oleh tante saya. setelah keluar dari toko dan berjalan belum cukup jauh tante saya memiliki perasaan tidak enak, lalu di cek lah isi kantong plastik yang di bawanya. Setelah dilihat buah kelengkeng yang ada didalamnya ternyata tidak sesuai dengan yang dipilihnya sebelumnya. Buahnya masih kecil, keras, beberapa ada yang kematangan. Menyadari hal tersebut tante saya berpikir kalau dia telah ditipu oleh penjualnya dengan menukar buah yang dipilihnya. Karena merasa dirugikan tante saya kembali ke toko tersebut meminta penjelasan dan meminta untuk diganti buah yang dibawanya. Tante saya tidak berargumen panjang lebar, setelah diganti buahnya dia langsung pergi pulang meninggalkan toko tersebut.

ANALISIS

Dari kasus di atas menurut saya kecurangan yang dilakukan si penjualnya sangat tidak bermoral dan tidak benar. Penjual menukar isi kantong plastik buahnya secara diam – diam sehingga tidak ketahuan oleh si pembeli.

Jika dilihat dari sisi etika bisnis, penjual sudah melanggar beberapa prinsip etika bisnis. Pertama prinsip kejujuran, dengan tindakan menukar buahnya itu sudah dapat dikatakan tindakan yang tidak jujur. Walaupun dilakukan secara sadar maupun tidak penjual tidak dapat mengelak dari apa yang sudah dilakukannya. Kemudian tidak berniat jahat, ini berkaitan dengan prinsip kejujuran. Jika dilihat dari kasusnya memang penjual tidak berniat jahat tetapi hanya ingin mendapatkan untung yang lebih dengan menjual buah yang tidak layak dan menyimpan buah yang masih bagus untuk dijual lagi. Tetapi walaupun begitu dimata pembeli penjual tetap terlihat berniat jahat dengan tindakannya itu.

Dengan tindakan yang dilakukan pada kasus tersebut mambuat citra penjual menjadi buruk dimata para pembeli. konsumen menjadi enggan untuk datang ke toko itu lagi dan menyebabkan kerugian. Untuk itu seharusnya penjual harus dapat menjual buahnya dengan lebih jujur. Jangan melakukan hal – hal yang membuat konsumen rugi. Dan juga jangan terlalu berlebihan untuk mendapat untung yang besar dengan melakukan segala hal yang melanggar norma. Penjual harus menerapkan bisnis yang beretika agar tidak menimbulkan banyak masalah.

REFERENSI

http://b_sundari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/36759/Pengantar+Etika+Bisnis+%26+Kecurangan+(2)



http://nita-marlina.blogspot.co.id/2014/11/pelanggaran-kecurangan-dalam-etika.html


http://indrawanprimaputra.blogdetik.com/2013/11/07/pelanggaran-etika-bisnis/

0 komentar: